Minggu, 12 Juni 2016

ASMA BRONKIAL

Asma bronkial atau sesak napas adalah penyempitan saluran pernapasan akibat adanya proses peradangan karena paparan dari luar tubuh. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa faktor, seperti Genetik atau keturunan (riwayat alergi pada keluarga), Debu, Asap, Tungau, Cuaca dan lingkungan, Makanan, Gangguan emosional / stress, serta Aktifitas fisik yang berat.
Seseorang yang terkena asma dapat dilihat dari beberapa gejala. Hal ini seperti yang disampaikan oleh dr. Sirri Siriyyati dalam Penyuluhan di Ruang Tunggu Rawat Jalan RS Paru Manguharjo Madiun bahwa, “ Gejala seseorang apabila terkena asma adalah Sesak napas, napas terasa berat, Batuk, Dada terasa tertekan, Napas berbunyi (mengi) dan Bernapas dengan menggunakan otot napas tambahan.” (30/05)
“Asma dapat dicegah dengan cara Menghindari alergen (zat yang menyebabkan alergi), Menggunakan masker, Memakai selimut atau jaket, Menghindari kelelahan, Menghindari stress psikis, Menjaga kebersihan lingkungan, Makan makanan bergizi, dan Olahraga teratur, “ ujarnya.
Menurut dr.Sirri, jika pencegahan dilakukan dengan benar maka kemungkinan seseorang untuk terkena asma sangatlah kecil. Akan tetapi apabila seseorang mengalami gejala asma seperti yang sudah disampaikan diatas maka harus segera mendapat penanganan dokter, atau berobat ke rumah sakit.
Dan di RS Paru Manguharjo Madiun inilah, pasien Asma akan mendapat pelayanan dan pengobatan optimal oleh tenaga profesional.



Minggu, 05 Juni 2016

Penyuluhan TB "Temukan, Obati dan Sembuhkan Penyakit TB"

Dengan semangat yang tinggi Tim RS Paru Manguharjo Madiun  mendatangi pasien di Ruang Tunggu Rawat Jalan. Akan tetapi hal ini dilakukan bukan untuk mengobati pasien yang menunggu antrian pemeriksaan. Melainkan untuk memberikan penyuluhan kepada pasien disela waktu antrian mengenai TB dengan tema  “Temukan, Obati dan Sembuhkan Penyakit TB” pada tanggal 23 Mei 2016.

 Dalam penyuluhan tersebut, materi disampaikan oleh Ibu Yulia Margareta, Amd selaku perawat pelaksana Poli TB dan dipandu oleh Bapak Saiful Anam, S.Sos. Adapun materi yang disampaikan adalah TB merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman Mirobacteri Tubercolusis. Orang yang terkena TB dapat dilihat dari beberapa gejala seperti batuk berdahak lebih dari 2 minggu, berat badan menurun, badan lemah/ lesu, demam lebih dari satu bulan, dahak terkadang bercampur darah, dan rasa sesak dan nyeri di dada. TB bisa menular saat pasien TB yang batuk / bersin tidak menutup mulut sehingga kuman TB menular lewat udara. Orang dengan kondisi kurang gizi / mengidap HIV AIDS akan beresiko terkena TB. Begitu juga dengan kondisi rumah yang memiliki sirkulasi udara yang buruk serta pemukiman padat penduduk dan kumuh. Untuk mengetahui seseorang terinfeksi TB maka perlu dilakukan foto rontgen, pada orang dewasa dilakukannya tes dahak, dan pada anak-anak dilakukan scoring TB oleh dokter (menyuntik pada lengan anak dengan reagen mantouk). Apabila seseorang sudah terdiagnosa TB maka harus minum obat anti tubercolusis (OAT) minimal selama 6 bulan. Selain itu didukung pula dengan pola hidup sehat dengan makanan bergizi dan seimbang, istirahat cukup, tidak merokok, menjaga sirkulasi udara yang sehat, dan menjaga kondisi fisik dan mental agar tidak stress.
Selama penyuluhan tersebut, antusias pasien sangatlah bagus. Hal ini terlihat dari respon positif pasien dalam mengikuti dan memperhatikan apa yang telah disampaikan. Bahkan pasien pun tidak ragu untuk aktif membangun suasana penyuluhan dengan memberikan berbagai pertanyaan. Seperti yang disampaikan oleh salah satu pasien, “Apabila kita berbicara dengan orang TBC kita bisa tertular atau tidak?”. Menanggapi pertanyaan terebut Ibu Yulia Margareta mengatakan bahwa, “Kemungkinan seseorang bisa tertular TBC apabila pada saat itu kondisi sedang tidak vit dan kuman TBC masuk melalui udara saat berbicara, batuk / bersin tetapi tidak menutup mulut / tidak memakai masker.”
Menyambung dari pertanyaan pasien tersebut, mendorong salah seorang pasien lain untuk bertanya, “Apabila kita terkena TBC apa bisa disembuhkan?”. TBC bisa disembuhkan dengan minum obat TBC selama minimal 6 bulan dan menjalankan pola hidup sehat serta kontrol teratur sampai dinyatakan sembuh oleh dokter.
Tak ragu, salah satu pasien pun juga menanyakan keluhannya bahwa “Saya batuk tapi tidak berdahak dan nafsu makan berkurang, apa saya terkena TBC?”. Batuk tidak selalu dikatakan sebagai penyakit TBC karena bisa jadi batuk karna flu ataupun asma. Untuk itu lebih jelasnya harus dilakukan pemeriksaan dan mengikuti saran dokter.
Kegiatan penyuluhan tersebut sangatlah memberikan dampak positif sehingga kegiatan ini akan dilakukan setiap hari senin pada saat pasien sedang menunggu antrian pemeriksaan. Hal ini diharapkan akan memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit yang khusunya berkaitan dengan paru-paru ataupun yang lainnya. Sehingga diharapkan mampu membentuk mindset masyarakat bahwa pentingnya untuk hidup sehat dan menciptakan lingkungan yang sehat. Selain itu, dengan adanya kegiatan ini semakin terjalin hubungan baik antara RS Paru Manguharjo Madiun dengan pasien.