Dengan semangat yang tinggi Tim
RS Paru Manguharjo Madiun mendatangi pasien di Ruang Tunggu Rawat
Jalan. Akan tetapi hal ini dilakukan bukan untuk mengobati pasien yang menunggu
antrian pemeriksaan. Melainkan untuk memberikan penyuluhan kepada pasien disela
waktu antrian mengenai TB dengan tema “Temukan, Obati dan Sembuhkan Penyakit TB” pada
tanggal 23 Mei 2016.
Dalam
penyuluhan tersebut, materi disampaikan oleh Ibu Yulia Margareta, Amd selaku perawat pelaksana Poli TB
dan dipandu oleh Bapak Saiful Anam, S.Sos. Adapun materi yang disampaikan
adalah TB merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman Mirobacteri
Tubercolusis. Orang yang terkena TB dapat dilihat dari beberapa gejala seperti
batuk berdahak lebih dari 2 minggu, berat badan menurun, badan lemah/ lesu,
demam lebih dari satu bulan, dahak terkadang bercampur darah, dan rasa sesak
dan nyeri di dada. TB bisa menular saat pasien TB yang batuk / bersin tidak menutup
mulut sehingga kuman TB menular lewat udara. Orang dengan kondisi kurang gizi / mengidap HIV AIDS
akan beresiko terkena TB. Begitu
juga dengan kondisi rumah yang memiliki sirkulasi udara yang buruk serta
pemukiman padat penduduk dan kumuh. Untuk mengetahui seseorang terinfeksi TB
maka perlu dilakukan foto rontgen, pada orang dewasa dilakukannya tes dahak,
dan pada anak-anak dilakukan scoring TB oleh dokter (menyuntik pada lengan anak
dengan reagen mantouk). Apabila seseorang sudah terdiagnosa TB maka harus minum
obat anti tubercolusis (OAT) minimal selama 6 bulan. Selain itu didukung pula
dengan pola hidup sehat dengan makanan bergizi dan seimbang, istirahat cukup,
tidak merokok, menjaga sirkulasi udara yang sehat, dan menjaga kondisi fisik
dan mental agar tidak stress.
Selama
penyuluhan tersebut, antusias pasien sangatlah bagus. Hal ini terlihat dari
respon positif pasien dalam mengikuti dan memperhatikan apa yang telah
disampaikan. Bahkan pasien pun tidak ragu untuk aktif membangun suasana
penyuluhan dengan memberikan berbagai pertanyaan. Seperti yang disampaikan oleh
salah satu pasien, “Apabila kita berbicara dengan orang TBC kita bisa tertular
atau tidak?”. Menanggapi pertanyaan terebut Ibu Yulia Margareta mengatakan
bahwa, “Kemungkinan seseorang bisa tertular TBC apabila pada saat itu kondisi
sedang tidak vit dan kuman TBC masuk melalui udara saat berbicara, batuk / bersin tetapi tidak
menutup mulut /
tidak memakai masker.”
Menyambung
dari pertanyaan pasien tersebut, mendorong salah seorang pasien lain untuk bertanya,
“Apabila kita terkena TBC apa bisa disembuhkan?”. TBC bisa disembuhkan dengan
minum obat TBC selama minimal 6 bulan dan menjalankan pola hidup sehat serta
kontrol teratur sampai dinyatakan sembuh oleh dokter.
Tak
ragu, salah satu pasien pun juga menanyakan keluhannya bahwa “Saya batuk tapi
tidak berdahak dan nafsu makan berkurang, apa saya terkena TBC?”. Batuk tidak
selalu dikatakan sebagai penyakit TBC karena bisa jadi batuk karna flu ataupun
asma. Untuk itu lebih jelasnya harus dilakukan pemeriksaan dan mengikuti saran
dokter.
Kegiatan
penyuluhan tersebut sangatlah memberikan dampak positif sehingga kegiatan ini
akan dilakukan setiap hari senin pada saat pasien sedang menunggu antrian
pemeriksaan. Hal ini diharapkan akan memberikan pengetahuan dan pemahaman
tentang penyakit yang khusunya berkaitan dengan paru-paru ataupun yang lainnya. Sehingga
diharapkan mampu membentuk mindset
masyarakat bahwa pentingnya untuk hidup
sehat dan menciptakan lingkungan yang sehat. Selain itu, dengan adanya kegiatan
ini semakin terjalin hubungan baik
antara RS Paru Manguharjo Madiun dengan pasien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar